Jumat, 27 Maret 2015

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

a. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu sampai dua jam. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2007). Inisiasi Menyusu Dini merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi.Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu. Memulai pemberian ASI dalam satu jam setelah kelahiran merupakan langkah ke empat dari sepuluh langkah keberhasilan menyusui. Baby Friendly Hospital Initiative (BFHI) telah meluncurkan sejak tahun 1992. Langkahnya yaitu membantu ibu-ibu untuk mulai menyusui bayinya dalam waktu setengah jam setelah melahirkan. Adapun cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara dengan tahapan sebagai berikut : Table 1. Tahapan merangkak mencari payudara (Breast Crawl) LANGKAH PERILAKU YANG TERAMATI PERKIRAAN WAKTU 1 Bayi beristirahat dan melihat 30 menit pertama 2 Bayi mulai mendecakkan bibir dan membawa jarinya ke mulut 30-60 menit setelah lahir dengan kontak kulit dengan kulit terus menerus tanpa terputus 3 Bayi mengeluarkan air liur 4 Bayi menendang, menggerakkan kaki, bahu, lengan dan badannya kearah dada ibu dengan mengandalkan indra penciumannya 5 Bayi meletakkan mulutnya ke puting ibu (UNICEF, 2007) Roesli, (2007) sebagai Ketua Umum Sentra Laktasi Indonesia memaparkan bahwa, inisiasi menyusu dini dilakukan dalam 30 menit, ketika bayi lahir tali pusat dipotong, lalu di lap kering dan langsung diberikan pada ibu untuk disusui. Harus ada sentuhan skin to skin contact, dimana bayi tidak boleh dipisahkan dulu dari ibu. Yang perlu dijaga adalah suhu ruangan, dan sebaiknya bayi memakai topi bayi karena disitu banyak keluar panas. Suhu yang tepat adalah 28 - 29 derajat Celcius. Sampai disitu biarkan bayi di dada ibu minimal 30 menit sampai bayi mencari sendiri puting susu ibunya dan langsung menyusu. Masa ini bisa sampai dua jam dan hal ini tidak menjadi masalah. Bila bayi kedinginan, suhu pada bagian dada ibu akan meningkat hangat sampai dua derajat, dan jika bayi kepanasan otomatis suhu dada ibu menurun sampai satu derajat. Dengan inisiasi menyusu dini memberikan motivasi yang sangat besar bagi ibu untuk menyusui bayinya. Inisiasi menyusu dini juga berlaku untuk bayi yang lahir dengan cara secarea, vakum. Hanya peluang untuk menemukan sendiri puting ibu akan berkurang sampai 50%. Ini juga berlaku untuk bayi yang begitu lahir dipisahkan untuk ditimbang (Healthy life Magazine Indonesia, 2007). Dalam makalah yang berjudul Initiating Breastfeeding within One Hour of Birth, Gupta A. (1992) yang merupakan penggagas World Breastfeeding Week (WBW) menyebutkan, inisiasi menyusu dini bisa disebut tahap keempat persalinan. Waktu yang disarankan adalah tepat setelah persalinan, yaitu ketika ibu masih berada di ruang persalinan sampai satu jam setelah persalinan. Prosesnya dimulai dari meletakkan bayi baru lahir, yakni bayi diletakkan di dada ibunya segera setelah persalinan dan memastikan bayi mendapat kontak kulit dini, menemukan puting susu ibunya, dan mendapat asupan kolostrum. 2. Tata Laksana IMD Adapun tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini secara umum dianjurkan adalah (Utami Roesli, 2008:2-22) : a. Inisiasi dini sangat membutuhkan kesabaran dari sang ibu, dan rasa percaya diri yang tinggi, dan membutuhkan dukungan yang kuat dari sang suami dan keluarga, jadi akan membantu ibu apabila saat inisiasi menyusu dini suami atau keluarga mendampinginya. b. Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan. Dapat diganti dengan cara non-kimiawi, misalnya pijat, aromaterapi, gerakan, atau hypnobirthing. c. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya melahirkan normal, di dalam air, atau dengan jongkok. d. Setelah bayi dilahirkan, secepat mungkin keringkan bayi tanpa menghilangkan vernix yang menyamankan kulit bayi. e. Tengkurapkan bayi di dada ibu atau perut ibu dengan skin to skin contact, selimuti keduanya dan andai memungkinkan dan dianggap perlu beri si bayi topi. f. Biarkan bayi mencari puting ibu sendiri. ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut dengan tidak memaksakan bayi ke puting ibunya. g. Dukung dan bantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu (pre-feeding) yang dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam bahkan lebih, diantaranya: 1) Istirahat sebentar dalam keadaan siaga, menyesuaikan dengan lingkungan. 2) Memasukan tangan ke mulut, gerakan mengisap, atau mengelurkan suara. 3) Bergerak ke arah payudara. 4) Daerah areola biasanya yang menjadi sasaran. 5) Menyentuh puting susu dengan tangannya. 6) Menemukan puting susu, reflek mencari puting (rooting) melekat dengan mulut terbuka lebar. 7) Biarkan bayi dalam posisi skin to skin contact sampai proses menyusu pertama selesai. h. Bagi ibu-ibu yang melahirkan dengan tindakan, seperti operasi, berikan kesempatan skin to skin contact. i. Bayi baru dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dicap; setelah menyusu awal. Tunda prosedur yang invasive seperti suntikan vit K dan menetes mata bayi. j. Dengan rawat gabung, ibu akan mudah merespon bayi. Andaikan bayi dipisahkan dari ibunya yang terjadi kemudian ibu tidak bisa merespon bayinya dengan cepat, sehingga mempunyai potensi untuk diberikan susu formula, jadi akan lebih membantu apabila bayi tetapi bersama ibunya selama 24 jam dan selalu hindari makanan atau minuman. 3. Mengenal 5 Prilaku Penting Sebelum Bayi Berhasil Menyusu (Pre Feeding Behavior) a. Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi langsung diletakkan di dada si ibu tanpa membersihkan si bayi kecuali tangannya, kulit bertemu kulit. Ternyata suhu badan ibu yang telah melahirkan 1 derajat lebih tinggi. Namun jika si bayi itu kedinginan, otomatis suhu badan si ibu jadi naik 2 derajat, dan jika si bayi kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa si ibu yang akan membawa si bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada si ibu, biasanya si bayi hanya akan diam selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena si bayi sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan. b. Setelah si bayi merasa lebih tenang, maka secara otomatis kaki si bayi akan mulai bergerak-gerak seperti hendak merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena ternyata kaki si bayi itu pasti hanya akan menginjak-injak perut ibunya di atas rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan si ibu. Lama dari proses ini tergantung dari si bayi. c. Setelah melakukan gerakan kaki tersebut, bayi akan melanjutkan dengan mencium tangannya, ternyata bau tangan si bayi sama dengan bau air ketuban. Dan juga ternyata wilayah sekitar puting si ibu itu juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, si bayi membantu untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan mulai bergerak mendekati puting ibu. Ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu akan menjilat-jilat dada si ibu. Ternyata jilatan ini berfungsi untuk membersihkan dada si ibu dari bakteri-bakteri jahat dan begitu masuk ke tubuh si bayi akan diubah menjadi bakteri yang baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi karena hanya si bayi yang tahu seberapa banyak dia harus membersihkan dada si ibu. d. Setelah itu, si bayi akan mulai meremas-remas puting susu si ibu, yang bertujuan untuk merangsang supaya Air Susu Ibu (ASI) segera berproduksi dan bisa keluar. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi itu. e. Terakhir baru mulailah si bayi itu menyusu. 4. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini Bayi yang menyusu dini dapat mudah sekali menyusui selanjutnya, sehingga kegagalan menyusui tidak terjadi. Selain mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI eksklusif juga dapat menurunkan angka kematian bayi. ASI adalah cairan kehidupan, selain mengandung makanan juga mengandung unsur penyerap. Susu formula tak diberi enzim sehingga penyerapannya tergantung enzim di usus anak (Healthy Life Magazine Indonesia, 2007). Ibu sering kali mengeluhkan suplai ASI yang kurang, padahal ASI diproduksi berdasarkan demand (jika diambil banyak maka akan diberikan banyak). Sebaliknya bayi yang diberikan susu formula perlu waktu satu minggu untuk mengeluarkan zat yang tidak dibutuhkannya. Intinya ASI eksklusif merupakan makanan terbaik bagi bayi, namun karena informasi tentang ASI yang kurang, tanpa disadari penundaan menyusu dini sudah mengganggu proses kehidupan manusia. Inisiasi menyusu dini memang dalam 1 jam atau lebih, tetapi manfaatnya dapat mempengaruhi bayi seumur hidupnya (Healthy Life Magazine Indonesia, 2007). Dalam makalah berjudul Initiating Breastfeeding within One Hour of Birth (Gupta,1992) menyebutkan manfaat inisiasi menyusu di jam pertama, diantaranya: a. Meningkatkan kasih sayang dan kehangatan antara ibu dan bayinya sehingga ibu merasa dibutuhkan. b. Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui selama masa bayi. c. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya rahim kebentuk semula. d. Memberi kesempatan bayi mendapatkan kolostrum pertama yang sangat kaya akan bermacam-macam komponen kekebalan dan non-kekebalan, yang sangat penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap infeksi. e. Memberi kehangatan langsung ke tubuh bayi, sehingga dapat mengurangi kematian akibat hipotermi. f. Mencegah terlewatnya puncak ‘refleks mengisap’ pada bayi yang terjadi 20-30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui, refleks ini akan berkurang dengan cepat, dan hanya akan muncul kembali dalam 40 jam kemudian. Padahal, kandungan antibodi kolostrum paling tinggi terjadi pada 12 jam setelah persalinan. Setelah lahir, bayi normal mampu menghisap dan menelan ASI. Untuk menunjang keberhasilan pemberian ASI, menyusu harus dilakukan sedini mungkin segera setelah melahirkan. Menyusu dini juga mempunyai beberapa keuntungan lain, sebagai berikut : (Utami Roesli, 2008:03). a. Rangsangan penghisap dapat memberikan reflek pengeluaran oksitosin sehingga pelepasan plasenta akan dapat dipercepat. b. Pemberian ASI mempercepat pengembalian rahim pada keadaan normal (involusio uteri). c. Rangsangan penghisap juga mempercepat pengeluaran ASI karena oksitosin bekerja sama dengan hormon prolaktin. d. Inisiasi menyusu dini dapat membantu reflek berfikir si bayi serta dapat mencegah bayi dari penyakit infeksi, baik dari pasca persalinan maupun proses di dalam kandungan. e. Kontak kulit dengan kulit dimana dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat, kehangatan saat menyusu menurunkan kematian karena kedinginan (Hypothermia). f. Bayi menjadi lebih tenang, menurunkan stress, pernafasan dan detak jantungnya lebih stabil. g. Bayi yang dapat menyusu dini dapat mudah sekali menyusu kemudian, sehingga kegagalan menyusu akan jauh sekali berkurang. Selain mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI eksklusif akan menurunkan angka kematian. h. ASI yang keluar pada hari-hari pertama yaitu kolostrom, mempunyai beberapa keistimewaan sebagai berikut : 1) Mengandung banyak antibodi yang melindungi bayi dari penyakit infeksi. 2) Mengandung banyak protein yang sebagian besar berupa globulin, mineral dan vitamin. 3) Kandungan gula dan lemaknya rendah sehingga mudah diserap oleh usus bayi dapat memperlancar pengeluaran mekonium. Menurut Rahadian P. Paramita manfaat IMD, antara lain : a. Untuk Ibu. 1) Meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi. 2) Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi resiko perdarahan sesudah melahirkan. 3) Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui selama masa bayi. 4) Mengurangi stress Ibu setelah melahirkan. b. Untuk Bayi 1) Mempertahankan suhu bayi tetap hangat. 2) Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan dan detak jantung. 3) Kolonisasi bakterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang normal. 4) Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yang dipakai bayi. 5) Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara Ibu untuk mulai menyusu. 6) Mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia lain dalam tubuh bayi. 7) Mempercepat keluarnya meconium (kotoran bayi berwarna hijau agak kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena meminum air ketuban). 8) Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi kesulitan menyusu. 9) Membantu perkembangan persyarafan bayi (nervous system). 10) Memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan bayi. 11) Mencegah terlewatnya puncak ‘refleks menghisap’ pada bayi yang terjadi 20-30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui, refleks akan berkurang cepat, dan hanya akan muncul kembali dalam kadar secukupnya 40 jam kemudian. 5. Pentingnya Kontak Kulit dan Menyusu Sendiri Dua hal penting yang tidak disadari selama ini bahwa : 1. Kontak kulit bayi dan ibu sangat penting. 2. Bayi segera setelah lahir dapat menyusu sendiri (Utami Roesli, 2008:12). Kontak kulit dengan kulit segera setelah bayi lahir dan bayi menyusu sendiri dalam satu jam pertama kehidupan sangat penting karena (Utami Roesli, 2008:13-14) : a. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara. Ini akan menurunkan kematian karena kedinginan (hypothermia). b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi. c. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri “baik” di kulit ibu. Bakteri “baik” ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri “jahat” dari lingkungan. d. ‘Bonding’ (ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama. e. Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu manusia, misalnya susu hewan. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal. f. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui. g. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya, emutan atau hisapan, dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin. Adapun fungsi hormon oksitosin adalah : 1) Membantu rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran ari-ari (plasenta) dan mengurangi perdarahan ibu. 2) Merangsang produksi hormon lain yang membuat ibu menjadi lebih rileks, lebih mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri, dan perasaan sangat bahagia. 3) Menenangkan ibu dan bayi serta mendekatkan mereka berdua. Oleh karena itu, dinamakan juga hormon kasih sayang. 4) Merangsang pengaliran ASI dari payudara. h. Bayi mendapatkan ASI kolostrum – ASI yang pertama kali keluar. Cairan emas ini kadang juga dinaamakan “the gift of life”. Bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum, ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini. i. Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, Ayah mendapat kesempatan mengazankan anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah. Tabel 2. Manfaat Skin To Skin Contact Ibu Bayi 1. Stimulasi pelepasan hormon oksitosin a. Meminimalkan kehilangan darah b. Mengurangi kecemasan c. Bounding Attachman 2. Mencegah masalah dalam menyusui 1. Menjaga suhu tubuh 2. Mengurangi waktu bayi menangis 3. Meningkatkan interaksi ibu 4. Meningkatkan durasi menyusui 5. Mempertahankan glukosa darah normal Queensland Maternity and Neonatal, 2010 6. Fisiologi Menyusu Dini Upaya untuk tetap mempertahankan kadar prolaktin dalam darah, setelah persalinan, segera posisikan bayi untuk mengisap puting susu secara benar. Ketika bayi mengisap pertama kali, bayi sebenarnya tidak menerima ASI. Impuls sensorik pertama harus ditransmisikan melalui saraf somatik dari puting susu ke medula spinalis dan kemudian ke hipotalamus. Impuls tersebut menyebabkan sekresi oksitosin pada saat yang bersamaan dengan hipotalamus mensekresi prolaktin (Verrals, 2008). Oksitosin kemudian dibawa oleh darah ke kelenjar payudara, dimana oksitosin menyebabkan sel-sel mioepitel yang mengelilingi dinding luar alveoli berkontraksi untuk mengalirkan air susu ke dalam duktus. Kemudian isapan bayi menjadi efektif dalam mengalirkan air susu. Pengisapan pada satu kelenjar payudara tidak hanya menyebabkan aliran air susu pada kelenjar payudara tersebut, tetapi juga pada kelenjar payudara yang lain (Verrals, 2008). Apabila bayi tidak mengisap puting susu pada 30 menit pertama setelah persalinan, hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin kembali, sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih. Hal ini akan memaksa petugas kesehatan memberi makanan pengganti ASI karena bayi tidak mendapat ASI dalam jumlah yang cukup. Bayi yang sudah mendapatkan susu tambahan akan tertidur dan tidak akan terjadi rangsangan pada puting susu. Tidak adanya rangsangan pada puting susu berarti membiarkan kadar hormon oksitosin turun secara perlahan dalam peredaran darah. Jika hal tersebut terjadi, ASI dalam lobus tidak terperas, dan mengakibatkan hormon prolaktin akan turun bahkan hilang dari peredaran darah. Keadaan ini akan menyebabkan ASI yang keluar sedikit bahkan mungkin berhenti sebelum bayi berumur enam bulan. 6. Hal-hal yang Menyebabkan Bayi Mampu Menemukan Puting Susu Ibunya saat IMD Inisiasi Menyusu Dini disebut juga sebagai proses Breast Crawl. Dalam sebuah publikasi oleh breastcrawl.org yang berjudul breast crawl:scientific overview, ada beberapa hal yang menyebabkan bayi mampu menemukan sendiri puting ibunya dan mulai menyusui yaitu : a. Sensory inputs Sensory inputs atau indera yang terdiri dari penciuman: terhadap bau khas ibunya setelah melahirkan, penglihatan: karena bayi baru dapat mengenal pola hitam putih, bayi akan mengenali putting dan wilayah areola ibunya karena warna gelapnya, berikutnya adalah indera pengecap : bayi mampu merasakan cairan amniotic yang melekat pada jari-jari tangannya sehingga bayi pada saat baru lahir suka menjilati jarinya sendiri. Kemudian dari indera pendengaran: sejak dari dalam kandungan suara ibu adalah suara yang paling dikenalnya dan yang terakhir dari indera perasa dengan sentuhan: sentuhan dari kulit ke kulit antara bayi dengan ibu adalah sensasi pertama yang memberi kehangatan dan rangsangan lainnya. b. Central Component Bayi yang baru lahir sudah siap untuk mengeksplorasi lingkungannya dan lingkungan yang paling dikenal adalah tubuh ibunya. Rangsangan ini harus segera dilakukan karena jika terlalu lama dibiarkan bayi akan kehilangan kemampuan ini. Inilah yang menyebabkan bayi yang langsung dipisah dari ibunya akan lebih sering menangis dari pada bayi yang langsung ditempelkan ketubuh ibunya. c. Motor Outputs Bayi yang merangkak diatas tubuh ibunya merupakan gerak yang paling alamiah yang dapat dilakukan bayi setelah lahir. Selain berusaha mencari putting ibunya gerakan ini juga memberi banyak manfaat untuk ibu misalnya mendorong pelepasan plasenta dan mengurangi perdarahan pada rahim ibu. Dalam prosedur IMD terdiri dari dua komponen utama yaitu: a. Kontak antara kulit ibu dan bayi (skin to skin) b. Upaya menyusu (sucking) 7. Hambatan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Tabel 3. Mitos dan fakta inisiasi menyusu dini MITOS FAKTA 1 Bayi kedinginan sehingga perlu dibedong. Bayi baru lahir memang mudah kedinginan, sehingga perlu dipeluk kontak kulit ke kulit, diberi topi, lalu ibu bersama bayi diselimuti. Bedong bayi terlalu ketat, akan membuatnya lebih kedinginan. 2 Kurang tersedia tenaga kesehatan sehingga bayi tidak dapat dibiarkan menyusu sendiri. Suami dan anggota keluarga ibu dapat membantu Inisiasi Menyusu Dini. 3 Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk sehingga bayi perlu segera dipisah dari ibunya. Sementara sibuk, ibu dapat melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini. 4 Ibu harus dijahit sehingga bayi perlu segera dipisah dari ibunya. Sementara dijahit, ibu tetap dapat melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini. 5 Bayi perlu diberi suntikan vitamin K dan tetes mata segera setelah lahir. Benar, tapi dapat ditunda selama 1 jam hingga bayi selesai menyusu awal. 6 Bayi harus segera dibersihkan setelah lahir. Bidan akan membersihkan seperlunya. Memandikan bayi sebaiknya ditunda hingga 6 jam agar tidak membuat bayi kedinginan. 7 Bayi harus ditimbang dan diukur setelah lahir. Ditunda 1 jam tidak akan mengubah berat dan tinggi bayi. 8 Tenaga kesehatan belum sependapat tentang pentingnya memberi kesempatan Inisiasi Menyusu Dini pada bayi yang lahir dengan operasi Caesar. Mungkin, tapi adalah tugas orang tua untuk membela hak sang bayi. Tenaga kesehatan dapat diberi penjelasan, dan suami atau anggota keluarga dapat membujuk agar bayi dibiarkan untuk Inisiasi Menyusu Dini. 9 Ibu belum bisa duduk/duduk miring untuk memberikan ASI. Siapa yang mengharuskan duduk? Bayi dapat menyusu pada saat tengkurap di dada ibu. Sumber : Paket Modul Kegiatan IMD, Bakti Husada 8. Program IMD Yang Dicanangkan Pemerintah UNICEF dan pemerintah Indonesia telah mencanangkan Inisiasi Menyusu Dini sebagai bagian dari upaya mengoptimalisasi pemberian ASI secara eksklusif. Sebagai bagian manajemen laktasi yang relatif baru, Inisiasi Menyusu Dini harus disosialisasikan secara benar dan luas, tidak hanya kepada kalangan tenaga medis tetapi juga masyarakat. The World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) mencanangkan beberapa kebijakan tentang Inisiasi Menyusu Dini dalam Pekan ASI sedunia (World Breastfeeding Week) yaitu : a. Menggerakan dunia untuk menyelamatkan 1 juta bayi dimulai dengan satu tindakan sederhana yaitu beri kesempatan pada bayi untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini dalam satu jam pertama kehidupannya. b. Menganjurkan segera terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi dan berlanjut dengan menyusui untuk 6 bulan secara eksklusif . c. Mendorong Menteri Kesehatan atau orang yang mempunyai kebijakan untuk menyatukan pendapat bahwa Inisiasi Menyusu Dini dalam satu jam pertama adalah indikator penting untuk pencegahan kesehatan. d. Memastikan keluarga mengetahui pentingnya satu jam pertama untuk bayi dan memastikan mereka melakukan pada bayi mereka kesempatan yang baik ini. e. Memberikan dukungan perubahan baru dan peningkatan kembali Rumah Sakit Sayang Bayi dengan memberi perhatian dalam penggabungan dan perluasan tentang Inisiasi Menyusu Dini. Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia mulai diperkenalkan pada tahun 2007, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 450/MENKES/SK/VI/2004 tentang Pemberian ASI Secara eksklusif di Indonesia (Kepmenkes 450). para ibu yang baru melahirkan baru dapat menyusui bayinya segera setelah melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Dengan mulai diterapkannya IMD sejak 2007, bayilah yang aktif menyusu dan bayi dibiarkan di atas dada ibu selama minimal 1 jam. Permohonan ibu pada pihak rumah sakit untuk melaksanakan IMD tak jarang mendapatkan penolakan, berbagai alasan baik teknis maupun nonteknis dikemukakan. Sesungguhnya, bila ibu dan bayi dalam keadaan stabil, IMD seharusnya dapat dilaksanakan. Secara mendasar, hak ibu untuk meminta IMD dilindungi oleh Pasal 4 ayat (2) Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Menyadari pentingnya IMD, beberapa daerah telah secara resmi mencanangkan pelaksanaan IMD melalui peraturan daerah mereka, di antaranya: a. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten No. 7/2008 tentang Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif yang berisi : 1) Setiap tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan perawatan kesehatan ibu dan anak wajib memberikan informasi dan anjuran tentang pentingnya IMD kepada ibu dan keluarganya. 2) Setiap sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan pertolongan persalinan wajib menyediakan sarana dan prasarana bagi ibu melahirkan untuk melakukan IMD. 3) Setiap tenaga kesehatan yang melakukan pertolongan persalinan dan perawatan ibu dan anak, wajib membantu melakukan IMD, kecuali ada alasan medis tertentu. b. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta No.435/2008 tentang pemberian ASI secara dini (IMD) bagi ibu melahirkan di Prov. Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yang berisi : 1) Semua sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan persalinan di Provinsi DKI Jakarta agar melaksanakan program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 2) Semua tenaga kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu hamil untuk melakukan IMD yaitu memberikan ASI segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir 3) Tenaga kesehatan dalam memberikan informasi agar mengacu pada sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui. c. Peraturan Daerah Provinsi Sul-Sel No. 6 /2010 tentang ASI Ekslusif : 1) Institusi pelayanan kesehatan dan penolong persalinan wajib menyediakan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 2) Institusi pelayanan kesehatan wajib memberikan kesempatan Inisiasi Menyusu Dini kepada ibu bersalin. 3) Setiap penolong persalinan wajib memberikan kesempatan dan membantu ibu dan bayi melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).