Jumat, 27 Maret 2015

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

a. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu sampai dua jam. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2007). Inisiasi Menyusu Dini merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi.Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu. Memulai pemberian ASI dalam satu jam setelah kelahiran merupakan langkah ke empat dari sepuluh langkah keberhasilan menyusui. Baby Friendly Hospital Initiative (BFHI) telah meluncurkan sejak tahun 1992. Langkahnya yaitu membantu ibu-ibu untuk mulai menyusui bayinya dalam waktu setengah jam setelah melahirkan. Adapun cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara dengan tahapan sebagai berikut : Table 1. Tahapan merangkak mencari payudara (Breast Crawl) LANGKAH PERILAKU YANG TERAMATI PERKIRAAN WAKTU 1 Bayi beristirahat dan melihat 30 menit pertama 2 Bayi mulai mendecakkan bibir dan membawa jarinya ke mulut 30-60 menit setelah lahir dengan kontak kulit dengan kulit terus menerus tanpa terputus 3 Bayi mengeluarkan air liur 4 Bayi menendang, menggerakkan kaki, bahu, lengan dan badannya kearah dada ibu dengan mengandalkan indra penciumannya 5 Bayi meletakkan mulutnya ke puting ibu (UNICEF, 2007) Roesli, (2007) sebagai Ketua Umum Sentra Laktasi Indonesia memaparkan bahwa, inisiasi menyusu dini dilakukan dalam 30 menit, ketika bayi lahir tali pusat dipotong, lalu di lap kering dan langsung diberikan pada ibu untuk disusui. Harus ada sentuhan skin to skin contact, dimana bayi tidak boleh dipisahkan dulu dari ibu. Yang perlu dijaga adalah suhu ruangan, dan sebaiknya bayi memakai topi bayi karena disitu banyak keluar panas. Suhu yang tepat adalah 28 - 29 derajat Celcius. Sampai disitu biarkan bayi di dada ibu minimal 30 menit sampai bayi mencari sendiri puting susu ibunya dan langsung menyusu. Masa ini bisa sampai dua jam dan hal ini tidak menjadi masalah. Bila bayi kedinginan, suhu pada bagian dada ibu akan meningkat hangat sampai dua derajat, dan jika bayi kepanasan otomatis suhu dada ibu menurun sampai satu derajat. Dengan inisiasi menyusu dini memberikan motivasi yang sangat besar bagi ibu untuk menyusui bayinya. Inisiasi menyusu dini juga berlaku untuk bayi yang lahir dengan cara secarea, vakum. Hanya peluang untuk menemukan sendiri puting ibu akan berkurang sampai 50%. Ini juga berlaku untuk bayi yang begitu lahir dipisahkan untuk ditimbang (Healthy life Magazine Indonesia, 2007). Dalam makalah yang berjudul Initiating Breastfeeding within One Hour of Birth, Gupta A. (1992) yang merupakan penggagas World Breastfeeding Week (WBW) menyebutkan, inisiasi menyusu dini bisa disebut tahap keempat persalinan. Waktu yang disarankan adalah tepat setelah persalinan, yaitu ketika ibu masih berada di ruang persalinan sampai satu jam setelah persalinan. Prosesnya dimulai dari meletakkan bayi baru lahir, yakni bayi diletakkan di dada ibunya segera setelah persalinan dan memastikan bayi mendapat kontak kulit dini, menemukan puting susu ibunya, dan mendapat asupan kolostrum. 2. Tata Laksana IMD Adapun tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini secara umum dianjurkan adalah (Utami Roesli, 2008:2-22) : a. Inisiasi dini sangat membutuhkan kesabaran dari sang ibu, dan rasa percaya diri yang tinggi, dan membutuhkan dukungan yang kuat dari sang suami dan keluarga, jadi akan membantu ibu apabila saat inisiasi menyusu dini suami atau keluarga mendampinginya. b. Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan. Dapat diganti dengan cara non-kimiawi, misalnya pijat, aromaterapi, gerakan, atau hypnobirthing. c. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya melahirkan normal, di dalam air, atau dengan jongkok. d. Setelah bayi dilahirkan, secepat mungkin keringkan bayi tanpa menghilangkan vernix yang menyamankan kulit bayi. e. Tengkurapkan bayi di dada ibu atau perut ibu dengan skin to skin contact, selimuti keduanya dan andai memungkinkan dan dianggap perlu beri si bayi topi. f. Biarkan bayi mencari puting ibu sendiri. ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut dengan tidak memaksakan bayi ke puting ibunya. g. Dukung dan bantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu (pre-feeding) yang dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam bahkan lebih, diantaranya: 1) Istirahat sebentar dalam keadaan siaga, menyesuaikan dengan lingkungan. 2) Memasukan tangan ke mulut, gerakan mengisap, atau mengelurkan suara. 3) Bergerak ke arah payudara. 4) Daerah areola biasanya yang menjadi sasaran. 5) Menyentuh puting susu dengan tangannya. 6) Menemukan puting susu, reflek mencari puting (rooting) melekat dengan mulut terbuka lebar. 7) Biarkan bayi dalam posisi skin to skin contact sampai proses menyusu pertama selesai. h. Bagi ibu-ibu yang melahirkan dengan tindakan, seperti operasi, berikan kesempatan skin to skin contact. i. Bayi baru dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dicap; setelah menyusu awal. Tunda prosedur yang invasive seperti suntikan vit K dan menetes mata bayi. j. Dengan rawat gabung, ibu akan mudah merespon bayi. Andaikan bayi dipisahkan dari ibunya yang terjadi kemudian ibu tidak bisa merespon bayinya dengan cepat, sehingga mempunyai potensi untuk diberikan susu formula, jadi akan lebih membantu apabila bayi tetapi bersama ibunya selama 24 jam dan selalu hindari makanan atau minuman. 3. Mengenal 5 Prilaku Penting Sebelum Bayi Berhasil Menyusu (Pre Feeding Behavior) a. Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi langsung diletakkan di dada si ibu tanpa membersihkan si bayi kecuali tangannya, kulit bertemu kulit. Ternyata suhu badan ibu yang telah melahirkan 1 derajat lebih tinggi. Namun jika si bayi itu kedinginan, otomatis suhu badan si ibu jadi naik 2 derajat, dan jika si bayi kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa si ibu yang akan membawa si bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada si ibu, biasanya si bayi hanya akan diam selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena si bayi sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan. b. Setelah si bayi merasa lebih tenang, maka secara otomatis kaki si bayi akan mulai bergerak-gerak seperti hendak merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena ternyata kaki si bayi itu pasti hanya akan menginjak-injak perut ibunya di atas rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan si ibu. Lama dari proses ini tergantung dari si bayi. c. Setelah melakukan gerakan kaki tersebut, bayi akan melanjutkan dengan mencium tangannya, ternyata bau tangan si bayi sama dengan bau air ketuban. Dan juga ternyata wilayah sekitar puting si ibu itu juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, si bayi membantu untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan mulai bergerak mendekati puting ibu. Ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu akan menjilat-jilat dada si ibu. Ternyata jilatan ini berfungsi untuk membersihkan dada si ibu dari bakteri-bakteri jahat dan begitu masuk ke tubuh si bayi akan diubah menjadi bakteri yang baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi karena hanya si bayi yang tahu seberapa banyak dia harus membersihkan dada si ibu. d. Setelah itu, si bayi akan mulai meremas-remas puting susu si ibu, yang bertujuan untuk merangsang supaya Air Susu Ibu (ASI) segera berproduksi dan bisa keluar. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi itu. e. Terakhir baru mulailah si bayi itu menyusu. 4. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini Bayi yang menyusu dini dapat mudah sekali menyusui selanjutnya, sehingga kegagalan menyusui tidak terjadi. Selain mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI eksklusif juga dapat menurunkan angka kematian bayi. ASI adalah cairan kehidupan, selain mengandung makanan juga mengandung unsur penyerap. Susu formula tak diberi enzim sehingga penyerapannya tergantung enzim di usus anak (Healthy Life Magazine Indonesia, 2007). Ibu sering kali mengeluhkan suplai ASI yang kurang, padahal ASI diproduksi berdasarkan demand (jika diambil banyak maka akan diberikan banyak). Sebaliknya bayi yang diberikan susu formula perlu waktu satu minggu untuk mengeluarkan zat yang tidak dibutuhkannya. Intinya ASI eksklusif merupakan makanan terbaik bagi bayi, namun karena informasi tentang ASI yang kurang, tanpa disadari penundaan menyusu dini sudah mengganggu proses kehidupan manusia. Inisiasi menyusu dini memang dalam 1 jam atau lebih, tetapi manfaatnya dapat mempengaruhi bayi seumur hidupnya (Healthy Life Magazine Indonesia, 2007). Dalam makalah berjudul Initiating Breastfeeding within One Hour of Birth (Gupta,1992) menyebutkan manfaat inisiasi menyusu di jam pertama, diantaranya: a. Meningkatkan kasih sayang dan kehangatan antara ibu dan bayinya sehingga ibu merasa dibutuhkan. b. Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui selama masa bayi. c. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya rahim kebentuk semula. d. Memberi kesempatan bayi mendapatkan kolostrum pertama yang sangat kaya akan bermacam-macam komponen kekebalan dan non-kekebalan, yang sangat penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap infeksi. e. Memberi kehangatan langsung ke tubuh bayi, sehingga dapat mengurangi kematian akibat hipotermi. f. Mencegah terlewatnya puncak ‘refleks mengisap’ pada bayi yang terjadi 20-30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui, refleks ini akan berkurang dengan cepat, dan hanya akan muncul kembali dalam 40 jam kemudian. Padahal, kandungan antibodi kolostrum paling tinggi terjadi pada 12 jam setelah persalinan. Setelah lahir, bayi normal mampu menghisap dan menelan ASI. Untuk menunjang keberhasilan pemberian ASI, menyusu harus dilakukan sedini mungkin segera setelah melahirkan. Menyusu dini juga mempunyai beberapa keuntungan lain, sebagai berikut : (Utami Roesli, 2008:03). a. Rangsangan penghisap dapat memberikan reflek pengeluaran oksitosin sehingga pelepasan plasenta akan dapat dipercepat. b. Pemberian ASI mempercepat pengembalian rahim pada keadaan normal (involusio uteri). c. Rangsangan penghisap juga mempercepat pengeluaran ASI karena oksitosin bekerja sama dengan hormon prolaktin. d. Inisiasi menyusu dini dapat membantu reflek berfikir si bayi serta dapat mencegah bayi dari penyakit infeksi, baik dari pasca persalinan maupun proses di dalam kandungan. e. Kontak kulit dengan kulit dimana dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat, kehangatan saat menyusu menurunkan kematian karena kedinginan (Hypothermia). f. Bayi menjadi lebih tenang, menurunkan stress, pernafasan dan detak jantungnya lebih stabil. g. Bayi yang dapat menyusu dini dapat mudah sekali menyusu kemudian, sehingga kegagalan menyusu akan jauh sekali berkurang. Selain mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI eksklusif akan menurunkan angka kematian. h. ASI yang keluar pada hari-hari pertama yaitu kolostrom, mempunyai beberapa keistimewaan sebagai berikut : 1) Mengandung banyak antibodi yang melindungi bayi dari penyakit infeksi. 2) Mengandung banyak protein yang sebagian besar berupa globulin, mineral dan vitamin. 3) Kandungan gula dan lemaknya rendah sehingga mudah diserap oleh usus bayi dapat memperlancar pengeluaran mekonium. Menurut Rahadian P. Paramita manfaat IMD, antara lain : a. Untuk Ibu. 1) Meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi. 2) Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi resiko perdarahan sesudah melahirkan. 3) Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui selama masa bayi. 4) Mengurangi stress Ibu setelah melahirkan. b. Untuk Bayi 1) Mempertahankan suhu bayi tetap hangat. 2) Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan dan detak jantung. 3) Kolonisasi bakterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang normal. 4) Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yang dipakai bayi. 5) Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara Ibu untuk mulai menyusu. 6) Mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia lain dalam tubuh bayi. 7) Mempercepat keluarnya meconium (kotoran bayi berwarna hijau agak kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena meminum air ketuban). 8) Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi kesulitan menyusu. 9) Membantu perkembangan persyarafan bayi (nervous system). 10) Memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan bayi. 11) Mencegah terlewatnya puncak ‘refleks menghisap’ pada bayi yang terjadi 20-30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui, refleks akan berkurang cepat, dan hanya akan muncul kembali dalam kadar secukupnya 40 jam kemudian. 5. Pentingnya Kontak Kulit dan Menyusu Sendiri Dua hal penting yang tidak disadari selama ini bahwa : 1. Kontak kulit bayi dan ibu sangat penting. 2. Bayi segera setelah lahir dapat menyusu sendiri (Utami Roesli, 2008:12). Kontak kulit dengan kulit segera setelah bayi lahir dan bayi menyusu sendiri dalam satu jam pertama kehidupan sangat penting karena (Utami Roesli, 2008:13-14) : a. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara. Ini akan menurunkan kematian karena kedinginan (hypothermia). b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi. c. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri “baik” di kulit ibu. Bakteri “baik” ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri “jahat” dari lingkungan. d. ‘Bonding’ (ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama. e. Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu manusia, misalnya susu hewan. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal. f. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui. g. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya, emutan atau hisapan, dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin. Adapun fungsi hormon oksitosin adalah : 1) Membantu rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran ari-ari (plasenta) dan mengurangi perdarahan ibu. 2) Merangsang produksi hormon lain yang membuat ibu menjadi lebih rileks, lebih mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri, dan perasaan sangat bahagia. 3) Menenangkan ibu dan bayi serta mendekatkan mereka berdua. Oleh karena itu, dinamakan juga hormon kasih sayang. 4) Merangsang pengaliran ASI dari payudara. h. Bayi mendapatkan ASI kolostrum – ASI yang pertama kali keluar. Cairan emas ini kadang juga dinaamakan “the gift of life”. Bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum, ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini. i. Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, Ayah mendapat kesempatan mengazankan anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah. Tabel 2. Manfaat Skin To Skin Contact Ibu Bayi 1. Stimulasi pelepasan hormon oksitosin a. Meminimalkan kehilangan darah b. Mengurangi kecemasan c. Bounding Attachman 2. Mencegah masalah dalam menyusui 1. Menjaga suhu tubuh 2. Mengurangi waktu bayi menangis 3. Meningkatkan interaksi ibu 4. Meningkatkan durasi menyusui 5. Mempertahankan glukosa darah normal Queensland Maternity and Neonatal, 2010 6. Fisiologi Menyusu Dini Upaya untuk tetap mempertahankan kadar prolaktin dalam darah, setelah persalinan, segera posisikan bayi untuk mengisap puting susu secara benar. Ketika bayi mengisap pertama kali, bayi sebenarnya tidak menerima ASI. Impuls sensorik pertama harus ditransmisikan melalui saraf somatik dari puting susu ke medula spinalis dan kemudian ke hipotalamus. Impuls tersebut menyebabkan sekresi oksitosin pada saat yang bersamaan dengan hipotalamus mensekresi prolaktin (Verrals, 2008). Oksitosin kemudian dibawa oleh darah ke kelenjar payudara, dimana oksitosin menyebabkan sel-sel mioepitel yang mengelilingi dinding luar alveoli berkontraksi untuk mengalirkan air susu ke dalam duktus. Kemudian isapan bayi menjadi efektif dalam mengalirkan air susu. Pengisapan pada satu kelenjar payudara tidak hanya menyebabkan aliran air susu pada kelenjar payudara tersebut, tetapi juga pada kelenjar payudara yang lain (Verrals, 2008). Apabila bayi tidak mengisap puting susu pada 30 menit pertama setelah persalinan, hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin kembali, sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih. Hal ini akan memaksa petugas kesehatan memberi makanan pengganti ASI karena bayi tidak mendapat ASI dalam jumlah yang cukup. Bayi yang sudah mendapatkan susu tambahan akan tertidur dan tidak akan terjadi rangsangan pada puting susu. Tidak adanya rangsangan pada puting susu berarti membiarkan kadar hormon oksitosin turun secara perlahan dalam peredaran darah. Jika hal tersebut terjadi, ASI dalam lobus tidak terperas, dan mengakibatkan hormon prolaktin akan turun bahkan hilang dari peredaran darah. Keadaan ini akan menyebabkan ASI yang keluar sedikit bahkan mungkin berhenti sebelum bayi berumur enam bulan. 6. Hal-hal yang Menyebabkan Bayi Mampu Menemukan Puting Susu Ibunya saat IMD Inisiasi Menyusu Dini disebut juga sebagai proses Breast Crawl. Dalam sebuah publikasi oleh breastcrawl.org yang berjudul breast crawl:scientific overview, ada beberapa hal yang menyebabkan bayi mampu menemukan sendiri puting ibunya dan mulai menyusui yaitu : a. Sensory inputs Sensory inputs atau indera yang terdiri dari penciuman: terhadap bau khas ibunya setelah melahirkan, penglihatan: karena bayi baru dapat mengenal pola hitam putih, bayi akan mengenali putting dan wilayah areola ibunya karena warna gelapnya, berikutnya adalah indera pengecap : bayi mampu merasakan cairan amniotic yang melekat pada jari-jari tangannya sehingga bayi pada saat baru lahir suka menjilati jarinya sendiri. Kemudian dari indera pendengaran: sejak dari dalam kandungan suara ibu adalah suara yang paling dikenalnya dan yang terakhir dari indera perasa dengan sentuhan: sentuhan dari kulit ke kulit antara bayi dengan ibu adalah sensasi pertama yang memberi kehangatan dan rangsangan lainnya. b. Central Component Bayi yang baru lahir sudah siap untuk mengeksplorasi lingkungannya dan lingkungan yang paling dikenal adalah tubuh ibunya. Rangsangan ini harus segera dilakukan karena jika terlalu lama dibiarkan bayi akan kehilangan kemampuan ini. Inilah yang menyebabkan bayi yang langsung dipisah dari ibunya akan lebih sering menangis dari pada bayi yang langsung ditempelkan ketubuh ibunya. c. Motor Outputs Bayi yang merangkak diatas tubuh ibunya merupakan gerak yang paling alamiah yang dapat dilakukan bayi setelah lahir. Selain berusaha mencari putting ibunya gerakan ini juga memberi banyak manfaat untuk ibu misalnya mendorong pelepasan plasenta dan mengurangi perdarahan pada rahim ibu. Dalam prosedur IMD terdiri dari dua komponen utama yaitu: a. Kontak antara kulit ibu dan bayi (skin to skin) b. Upaya menyusu (sucking) 7. Hambatan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Tabel 3. Mitos dan fakta inisiasi menyusu dini MITOS FAKTA 1 Bayi kedinginan sehingga perlu dibedong. Bayi baru lahir memang mudah kedinginan, sehingga perlu dipeluk kontak kulit ke kulit, diberi topi, lalu ibu bersama bayi diselimuti. Bedong bayi terlalu ketat, akan membuatnya lebih kedinginan. 2 Kurang tersedia tenaga kesehatan sehingga bayi tidak dapat dibiarkan menyusu sendiri. Suami dan anggota keluarga ibu dapat membantu Inisiasi Menyusu Dini. 3 Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk sehingga bayi perlu segera dipisah dari ibunya. Sementara sibuk, ibu dapat melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini. 4 Ibu harus dijahit sehingga bayi perlu segera dipisah dari ibunya. Sementara dijahit, ibu tetap dapat melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini. 5 Bayi perlu diberi suntikan vitamin K dan tetes mata segera setelah lahir. Benar, tapi dapat ditunda selama 1 jam hingga bayi selesai menyusu awal. 6 Bayi harus segera dibersihkan setelah lahir. Bidan akan membersihkan seperlunya. Memandikan bayi sebaiknya ditunda hingga 6 jam agar tidak membuat bayi kedinginan. 7 Bayi harus ditimbang dan diukur setelah lahir. Ditunda 1 jam tidak akan mengubah berat dan tinggi bayi. 8 Tenaga kesehatan belum sependapat tentang pentingnya memberi kesempatan Inisiasi Menyusu Dini pada bayi yang lahir dengan operasi Caesar. Mungkin, tapi adalah tugas orang tua untuk membela hak sang bayi. Tenaga kesehatan dapat diberi penjelasan, dan suami atau anggota keluarga dapat membujuk agar bayi dibiarkan untuk Inisiasi Menyusu Dini. 9 Ibu belum bisa duduk/duduk miring untuk memberikan ASI. Siapa yang mengharuskan duduk? Bayi dapat menyusu pada saat tengkurap di dada ibu. Sumber : Paket Modul Kegiatan IMD, Bakti Husada 8. Program IMD Yang Dicanangkan Pemerintah UNICEF dan pemerintah Indonesia telah mencanangkan Inisiasi Menyusu Dini sebagai bagian dari upaya mengoptimalisasi pemberian ASI secara eksklusif. Sebagai bagian manajemen laktasi yang relatif baru, Inisiasi Menyusu Dini harus disosialisasikan secara benar dan luas, tidak hanya kepada kalangan tenaga medis tetapi juga masyarakat. The World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) mencanangkan beberapa kebijakan tentang Inisiasi Menyusu Dini dalam Pekan ASI sedunia (World Breastfeeding Week) yaitu : a. Menggerakan dunia untuk menyelamatkan 1 juta bayi dimulai dengan satu tindakan sederhana yaitu beri kesempatan pada bayi untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini dalam satu jam pertama kehidupannya. b. Menganjurkan segera terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi dan berlanjut dengan menyusui untuk 6 bulan secara eksklusif . c. Mendorong Menteri Kesehatan atau orang yang mempunyai kebijakan untuk menyatukan pendapat bahwa Inisiasi Menyusu Dini dalam satu jam pertama adalah indikator penting untuk pencegahan kesehatan. d. Memastikan keluarga mengetahui pentingnya satu jam pertama untuk bayi dan memastikan mereka melakukan pada bayi mereka kesempatan yang baik ini. e. Memberikan dukungan perubahan baru dan peningkatan kembali Rumah Sakit Sayang Bayi dengan memberi perhatian dalam penggabungan dan perluasan tentang Inisiasi Menyusu Dini. Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia mulai diperkenalkan pada tahun 2007, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 450/MENKES/SK/VI/2004 tentang Pemberian ASI Secara eksklusif di Indonesia (Kepmenkes 450). para ibu yang baru melahirkan baru dapat menyusui bayinya segera setelah melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Dengan mulai diterapkannya IMD sejak 2007, bayilah yang aktif menyusu dan bayi dibiarkan di atas dada ibu selama minimal 1 jam. Permohonan ibu pada pihak rumah sakit untuk melaksanakan IMD tak jarang mendapatkan penolakan, berbagai alasan baik teknis maupun nonteknis dikemukakan. Sesungguhnya, bila ibu dan bayi dalam keadaan stabil, IMD seharusnya dapat dilaksanakan. Secara mendasar, hak ibu untuk meminta IMD dilindungi oleh Pasal 4 ayat (2) Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Menyadari pentingnya IMD, beberapa daerah telah secara resmi mencanangkan pelaksanaan IMD melalui peraturan daerah mereka, di antaranya: a. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten No. 7/2008 tentang Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif yang berisi : 1) Setiap tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan perawatan kesehatan ibu dan anak wajib memberikan informasi dan anjuran tentang pentingnya IMD kepada ibu dan keluarganya. 2) Setiap sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan pertolongan persalinan wajib menyediakan sarana dan prasarana bagi ibu melahirkan untuk melakukan IMD. 3) Setiap tenaga kesehatan yang melakukan pertolongan persalinan dan perawatan ibu dan anak, wajib membantu melakukan IMD, kecuali ada alasan medis tertentu. b. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta No.435/2008 tentang pemberian ASI secara dini (IMD) bagi ibu melahirkan di Prov. Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yang berisi : 1) Semua sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan persalinan di Provinsi DKI Jakarta agar melaksanakan program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 2) Semua tenaga kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu hamil untuk melakukan IMD yaitu memberikan ASI segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir 3) Tenaga kesehatan dalam memberikan informasi agar mengacu pada sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui. c. Peraturan Daerah Provinsi Sul-Sel No. 6 /2010 tentang ASI Ekslusif : 1) Institusi pelayanan kesehatan dan penolong persalinan wajib menyediakan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 2) Institusi pelayanan kesehatan wajib memberikan kesempatan Inisiasi Menyusu Dini kepada ibu bersalin. 3) Setiap penolong persalinan wajib memberikan kesempatan dan membantu ibu dan bayi melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

Minggu, 24 November 2013

DIMENSI ONTOLOGIS ILMU FILSAFAT

BAB I PENDAHULUAN Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia (The Liang Gie, 2004). Sedangkan menurut Lewis White Beck, filsafat ilmu bertujuan membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan nilai dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality yang berbentuk jasmani/kongkret maupun rohani/abstrak. Setiap jenis pengetahuan selalu mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun. Ketiga landasan ini saling berkaitan; ontologi ilmu terkait dengan epistemologi ilmu, epistemologi ilmu terkait dengan aksiologi ilmu dan seterusnya. Pembahasan mengenai epistemologi harus dikatikan dengan ontologi dan aksiologi. Tujuan makalah ini adalah membahas tentang dimensi ontologis ilmu filsafat. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Ontologi Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis yang terkenal diantaranya Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada masanya, kebanyakan orang belum mampu membedakan antara penampakan dengan kenyataan. Menurut Bahasa : OntologiberasaldariBahasaYunani, yaitu on / ontos = beingatauada, dan logos = logicatauilmu. Jadi, ontologibisadiartikan : The theory of being qua being (teoritentangkeberadaansebagaikeberadaan), atauIlmutentang yang ada. Menurut Istilah : Ontologiadalahilmu yang membahastentanghakikat yang ada, yang merupakanultimate reality yang berbentukjasmani / kongkretmaupunrohani / abstrak (Bakhtiar, 2004). B. Term ontologi Term ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun1636 M untuk menamai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis. Dalam perkembangan selanjutnya Christian Wolf (1679 – 1754 M) membagi Metafisika menjadi 2 yaitu Metafisika Khusus meliputi Kosmologi, Psikologi, Teologi. Dan Metafisika Umum atau Ontologi. Metafisika umum dimaksudkan sebagai istilah lain dari ontologi. Jadi metafisika umum atauontologiadalah cabang filsafat yang membicarakan prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada (Bakker, 1992). C. Paham–pahamdalamOntologi Dalam pemahaman ontologi dapat diketemukan pandangan-pandangan pokok/aliran-aliran pemikiran antara lain: Monoisme, Dualisme, Pluralisme, Nihilisme, dan Agnotisisme. 1. Monoisme Pahaminimenganggapbahwahakikat yang asaldariseluruhkenyataanituhanyalahsatusaja, tidakmungkindua, baik yang asalberupamateriataupunrohani.Pahaminikemudianterbagikedalam 2 aliran : a). Materialisme Aliran materialisme ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran pemikiran ini dipelopori oleh Bapak Filsafat yaitu Thales (624-546 SM). Dia berpendapat bahwa sumber asal adalah air karena pentingnya bagi kehidupan. Aliran ini sering juga disebut naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi/alam, sedangkan jiwa /ruh tidak berdiri sendiri. Tokoh aliran ini adalah Anaximander (585-525 SM). Dia berpendapat bahwa unsur asal itu adalah udara dengan alasan bahwa udara merupakan sumber dari segala kehidupan. Dari segi dimensinya paham ini sering dikaitkan dengan teori Atomisme. Menurutnya semua materi tersusun dari sejumlah bahan yang disebut unsur. Unsur-unsur itu bersifat tetap tak dapat dirusakkan. Bagian-bagian yang terkecil dari itulah yang dinamakan atom-atom. Tokoh aliran ini adalah Demokritos (460-370 SM). Ia berpendapat bahwa hakikat alam ini merupakan atom-atom yang banyak jumlahnya, tak dapat di hitung dan amat halus. Atom-atom inilah yang merupkan asal kejadian alam. b). Idealisme Idealisme diambil dari kata idea, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Idelisme sebagai lawan materialisme, dinamakan juga spiritualisme. Idealisme berarti serbacita, spiritualisme berarti serba ruh.Aliran idealisme beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Tokoh aliran ini diantaranya : • Plato (428 -348 SM) denganteori ide-nya. Menurutnya, tiap-tiap yang adadialammestiadaidenya, yaitukonsep universal darisetiapsesuatu. • Aristoteles (384-322 SM), memberikansifatkeruhaniandenganajarannya yang menggambarkanalam ide itusebagaisesuatutenaga yang beradadalambenda-bendaitusendiridanmenjalankanpengaruhnyadaridalambendaitu. • PadaFilsafat modern padanganinimula-mulakelihatanpada George Barkeley (1685-1753 M) yang menyatakanobjek-objekfisisadalah ide-ide. • Kemudian Immanuel Kant (1724-1804 M), Fichte (1762-1814 M), Hegel (1770-1831 M), dan Schelling (1775-1854 M). a. Dualisme Aliraniniberpendapatbahwabendaterdiridari 2 macamhakikatsebagaiasalsumbernyayaituhakikatmateridanhakikatruhani, bendadanruh, jasaddan spirit. Tokohpahaminiadalah Descartes (1596-1650 M) yang dianggapsebagaibapakfilsafat modern.Iamenamakankeduahakikatitudenganistilahduniakesadaran (ruhani) danduniaruang (kebendaan). Tokoh yang lain :Benedictus De spinoza (1632-1677 M), danGitifried Wilhelm Von Leibniz (1646-1716 M). 2. Pluralisme Pahaminiberpandanganbahwasegenapmacambentukmerupakankenyataan.Lebihjauhlagipahaminimenyatakanbahwakenyataanalaminitersusundaribanyakunsur. Tokohaliraninipada masa Yunani Kuno adalah Anaxagoras dan Empedocles yang menyatakan bahwa substansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari 4 unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara. Tokoh modern aliranini adalah William James (1842-1910 M) yang terkenal sebagai seorang psikolog dan filosof Amerika. Dalam bukunya The Meaning of Truth, James mengemukakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdirisendiri, lepasdariakal yang mengenal. Apa yang kitaanggapbenarsebelumnyadapatdikoreksi/diubaholehpengalamanberikutnya. 3. Nihilisme Nihilismeberasaldaribahasa Latin yang berarti nothing atautidakada.DoktrintentangnihilismesudahadasemenjakzamanYunaniKuno, tokohnyayaituGorgias (483-360 SM) yang memberikan 3 proposisitentangrealitasyaitu: Pertama, tidakadasesuatupun yang eksis, Kedua, bilasesuatuituadaiatidakdapatdiketahui, Ketiga, sekalipunrealitas itudapatkitaketahuiiatidakakandapatkitaberitahukankepada orang lain. Tokoh modernaliraninidiantaranya: IvanTurgeniev (1862 M) dariRusiadan Friedrich Nietzsche (1844-1900 M), iadilahirkan di Rocken di Prusiadarikeluargapendeta. 4. Agnotisisme Pahaminimengingkarikesanggupanmanusiauntukmengetahuihakikatbenda.Baikhakikatmaterimaupunruhani. Kata Agnoticismeberasaldaribahasa Greek yaituAgnostos yang berarti unknown Aartinya not Gnoartinya know.Aliraninidapatkitatemuidalamfilsafateksistensidengantokoh-tokohnyaseperti:SorenKierkegaar (1813-1855 M), yang terkenaldenganjulukansebagaiBapakFilsafatEksistensialisme dan Martin Heidegger (1889-1976 M) seorangfilosofJerman, serta Jean Paul Sartre (1905-1980 M), seorangfilosofdansastrawanPrancis yang atheis(Bagus, 1996). D. FungsiOntologi Fungsiataumanfaatdalammempelajariontologiantaralain : 1. Sebagairefleksikritisatauobjekataubidanggarapan, konsep-konsep, asumsi-asumsiataupostulat-postulatilmu. Ilmumemilikiasumsi-asumsi, postulat-postulat yang sudahtidakdipertanyakanlagikebenarannya. Sepertiduniainiada, dankitadapatmengetahuibahwaduniainibenarada. 2. Ontologimembantuilmuuntukmenyusunsuatupandangandunia yang integral, komprehensif, dankoheren. Ilmuwandalamhalinitidakmampumengintegrasikanpengetahuannyatersebutdenganpengetahuanontologimembantuilmuwanmenyusunpandangandunia yang komprehensif. 3. Ontologimembantumemecahkanmasalah-masalah yang tidakmampudipecahkanolehilmu-ilmukhusus. Sepertiterjadinyakonflikperebutanbidangkajian, misalnyailmubioetikaitumasukdisiplinetikaataudisiplinbiologi. Dalamhaliniontologiberfungsimembantupemetakanbatas-bataskajianilmu. E. LandasanOntologibagiDunia Keilmuan Secaraumumrelevansiontologibagiilmuadalahbahwaontologidapatdijadikandasarmerumuskanhipotesis-hipotesisbaruuntukmemperbaharuiasumsi-asumsidasar yang pernahdigunakan.Ontologijugamerupakansaranailmiahmenemukanjalanuntukmenanganisuatumasalahsecarailmiah. Landasanontologirelevanbagiduniakeilmuandewasainiantaramemberikanlandasanbagiasumsikeilmuandanmembantuterciptanyaimplikasiinterdisiplinerataumultidisipliner.Artinyaontologimembantukenyataan.Misalnyafenomenakrisismoneter yang melanda Indonesia dewasaini yang tidakdapatditanganiolehekonomisaja.Ontologimenyadarkanbahwaadakenyataanlain yang tidakmampudijangkauolehekonomi. F. IlmuPengetahuanDitinjaudari Ontologi Ontologi merupakan salah satu diantara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Dimana awal mula alam pikiran orang Yunani telah menunjukkan perenungan dibidang ontology seperti yang kita kenal “Thales” atas perenungan terhadap air yang merupakan subtansi terhadap asal mula dari segala sesuatu. Asalnya air dapat di amati dari beberapa bentuknya. Air dapat menjadi benda halus berbentuk uap, ia juga dapat menjadi cair bahkan dapat menjadi benda keras berupa es, secara totalitas air dapat dijadikan sumber kehidupan seluruh makhluk hidup, hewan, tumbuh-tumbuhan maupun manusia. Para filosof selalu mencari apa yang pertama yang ada dibelakang yang ada dan bersifat hakikih atau dasar yang dibelakang segala yang ada. Berpijak dari alasan Thales, ontology merupakan cabang filsafat yang mendeskripsikan hakekat wujud. Di mana ilmu pengetahuan dari segi ontology selalu mengkaji yang telah diketahui atau yang ingin diketahui. Dari fenomena yang terjadi disekitarnya manusia melakukan berbagai aktifitas untuk mengetahui apa sebenarnya di balik apa yang diraba oleh pancaindranya, sebab ilmu hanya mengkaji ada bagian yang bersifat empiris yang dapat diuji oleh pancaindra manusia. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Pembahasan filsafat ilmu sangat penting karena akan mendorong manusia untuk lebih kreatif dan inovatif. Filsafat ilmu memberikan spirit bagi perkembangan dan kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap ilmu baik pada tataran ontologis, epistemologis maupun aksiologi. Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality yang berbentuk jasmani / kongkret maupun rohani / abstrak. DAFTAR PUSTAKA A.Susanto. (2011). Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara. Endraswara Suwardi. (2013). Filsafat Ilmu. Yogyakarta: CAPS. Bakhtiar Amsal. Filsafat Ilmu. (2011). Jakarta: RajaGrafindo Persada. Zaprulkhan. (2012). Filsafat Umum Sebuah Pendekatan Tematik. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Jalaluddin. (2013). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Iie. (2011)Dimensi Epistimologi dan Ontologi dalam Filsafat Ilmu, 12 September, 2013. Available:http://iid-ae.blogspot.com/2011/11/dimensi-epistimologi-dan-ontologi-dalam.html Annisa Kusumaningrum, DKK. (2012)dimensi kajian filsafat ilmu, 12 September, 2013. Available:http://eprints.undip.ac.id/36266/

Sabtu, 05 Maret 2011

makalah konseling keluarga

KONSELING KELUARGA








OLEH :

KELOMPOK III







STIKES MEGA REZKY

MAKASSAR

2010



KATA PENGANTAR


Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat, rahmat, dan karuniaNYAlah sehingga makalah yang berjudul Konseling Keluarga ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelelesaikan makalah ini.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik dari semua pembaca sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini maupun makalah-makalah selanjutnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca atau pengguna, khususnya bagi diri pribadi penuis, Amin.


Makassar, Januari 2011


Penyusun






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

LAMPIRAN......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Rumusan masalah...................................................................................... 2

C. Tujuan penulisan........................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3

A. Defenisi konseling..................................................................................... 3

B. Pengertian konseling keluarga................................................................... 6

C. Kendala Dalam Konseling Keluarga......................................................... 9

D. Pendekatan konseling keluarga ................................................................ 9

E. Peran konselor .......................................................................................... 11

F. Peran Konselor.......................................................................................... 13

BAB III PENUTUP............................................................................................. 14

A. Kesimpulan................................................................................................ 14

B. Saran ......................................................................................................... 15

Daftar Pustaka




LAMPIRAN

NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK II

1. Ely Kurniati

2. Hafida Saleh

3. Irmayanti

4. Paulina

5. Hasniah HS

6. Debora

7. Masrina

8. Fitriadayani

9. Hafsari

10. Rahmatang

11. yusrini











BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia pasti berkenalan dengan masalah, konflik dan situasi/kejadian yang tidak menyenangkan terkait dengan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar. Hal ini merupakan hal yang wajar sebagai suatu tahapan dari pengalaman hidup dan perkembangan diri seseorang. Oleh karena itu, kita semua pasti mengalami atau memiliki saat-saat dimana diri kita merasa down (sedih, kecewa, tidak bersemangat, stres, depresi dll) ataupun malah sebaliknya merasa takut, cemas, terlalu bersemangat dll.

Banyak kejadian-kejadian dalam hidup ini yang dapat maupun tidak dapat dihindari yang membuat kita merasakan hal-hal seperti diatas. Ada kalanya pula kita dapat mengatasi masalah atau perasaan tersebut dengan baik namun ada kalanya dimana kita merasa stuck, bingung, cemas tanpa tahu harus mengadu kemana dan berfikir bahwa tidak ada seorang pun yang dapat membantu.

Konseling merupakan salah satu cara yang tepat untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan-permasalahan dalam hidup. Konseling membantu kita untuk mengidentifikasi masalah, mencari solusi atau alternatif yang tepat dan menyadarkan akan adanya potensi dari setiap manusia untuk dapat mengatasi berbagai permasalahannya sendiri.

Oleh karena banyaknya masalah dalam kehidupan bermasyarakat maka sebagai bidan, kita perlu memahami hal-hal yang berhubungan dengan konseling, khususnya konseling keluarga.

B. Rumusan Masalah

1. Apa defenisi konseling ?

2. Apa defenisi konseling keluarga ?

3. Apa sajakah kendala dalam melakukan konseling keluarga ?

4. Bagaimana cara melakukan pendekaan konseling keluarga ?

5. Bagaimana tahapan konselor keluarga ?

6. Apa sajakah peran konselor ?

C. Tujuan Penulisan

1. Memahami defenisi konseling

2. Memahami defenisi konseling keluarga

3. Mengetahui kendala dalam melakukan konseling keluarga

4. Memahami cara melakukan pendekaan konseling keluarga

5. Mengetahui tahapan konselor keluarga

6. mengetahui peran konselor







BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi Konseling

Konseling adalah suatu rangkaian proses terapi percakapan yang bersifat dinamis, kondusif, dan terarah yang melibatkan Konselor Profesional dengan Kliennya.

Konselor Profesional akan berperan sebagai katalis dan melakukan penggalian secara mendalam akan permasalahan yang dihadapi Klien dan menentukan program psikoterapi yang tepat agar dapat menuntun Klien menemukan inti persoalan ataupun konflik yang sedang dihadapi secara jelas.

Melalui serangkaian proses Konseling, secara bertahap Konselor akan menuntun Klien melalui proses membangun kesadaran diri/self-awareness hingga mencapai penemuan diri/self -discovery, yang pada intinya akan menuntun dan mengembangkan kemampuan diri Klien untuk keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi.

Konseling akan permasalahan yang dihadapi oleh Klien mencakup ruang lingkup yang sangat luas, mulai dari masalah konflik dalam keluarga (antara suami - istri, orangtua - anak, orangtua - menantu), konflik di tempat kerja, masalah diri (anger management, distorsi emosi, rendah diri, rasa takut, trauma masa lalu, pahit hati, overweight, eating disorder) hingga ke masalah kenakalan remaja, sexual abuse, perjodohan dan segala masalah lain yang terkait dengan kehidupan manusia yang sangat kompleks.

Menurut salah satu ahli Cavanagh mendefinisikan konseling sebagai hubungan antara seorang petugas bantuan yang terlatih dengan seseorang yang meminta bantuan, di mana keterampilan petugas bantuan tersebut beserta suasana yang diciptakannya dapat membantu orang belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain dengan cara yang lebih menghasilkan pertumbuhan. Definisi ini mengandung tujuh unsure kunci. Jika salah satu dari ketujuh unsure tersebut tidak ada, maka konseling tidak dapat berlangsung betapa pun baiknya niat orang-orang yang terlibat di dalamnya. Ketujuh unsure tersebut adalah sebagai berikut:

1) Petugas bantuan itu merupakan professional yang terlatih. Semakin akademik dan semakin praktis pelatihan yang pernah diikutinya, akan semakin tinggi kemampuanya untuk menangani berbagai macam masalah dengan tingkat keparahan yang bervariasi.

2) Konselor memiliki hubungan dengan orang yang sedang dibantunya. Ini berarti bahwa terdapat sekurang-kurangnya saling pengertian, kepercayaan, penerimaan, dan kerjasama pada tingkat yang memadai. Hubungan professional konseling itu akan tumbuh semakin dalam sejalan dengan bertambahnya waktu yang dipergunakan untuk konseling.

3) Seorang konselor professional perlu memiliki keterampilan konseling dan kepribadian yang menunjang.

4) Seorang konselor membantu orang belajar. Ini berarti bahwa konseling merupakan suatu proses pembelajaran. Melalui proses tersebut orang belajar menghilangkan perilaku maladaptif dan belajar perilaku adaptif sesuai dengan konteksnya. Perilaku maladaptif itu dapat normal ataupun abnormal, tetapi sama-sama dapat mengganggu tercapainya pemenuhan kebutuhan dan pertumbuhan.

5) Orang belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain. Ini berarti bahwa konselor membantu orang berhubungan dengan dirinya sendiri secara lebih baik agar dapat menjadi lebih terintegrasi dan dapat menghindari konflik. Belajar berhubungan secara lebih baik dengan orang lain itu penting karena sebagian besar kebutuhan dasar psikologis dapat dipenuhi hanya melalui hubungan interpersonal. Hal ini penting juga karena manusia tidak hanya memiliki tanggung jawab pribadi untuk tumbuh tetapi juga memiliki tanggung jawab social untuk membantu orang lain tumbuh atau sekurang-kurangnya tidak menghambat pertumbuhan orang lain.

6) Orang belajar berhubungan menuju pertumbuhan yang lebih produktif. Pertumbuhan yang produktif itu mengandung tiga makna. Pertama, ini berarti bahwa orang tumbuh dalam kompetensi intrapersonal dan interpersonal. Kedua, seyogyanya konseling diarahkan untuk membantu pertumbuhan kepribadian dan bukan sekedar menghilangkan gejala-gejala. Ketiga, konseling bukan hanya untuk orang yang mengalami gangguan psikologis, tetapi juga untuk mereka yang normal tetapi mengalami hambatan dalam pertumbuhannya.

7) Konseling mengandung konotasi hubungan antara seorang konselor dengan seseorang yang meminta bantuan .

B. Pengertian Konseling Keluarga

Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang pembimbing (konselor) kepada seseorang konseli atau sekelompok konseli (klien, terbimbing, seseorang yang memiliki problem) untuk mengatasi problemnya dengan jalan wawancara dengan maksud agar klien atau sekelompok klien tersebut mengerti lebih jelas tentang problemnya sendiri dan memecahkan problemnya sendiri sesuai dengan kemampuannya dengan mempelajari saran-saran yang diterima dari Konselor. Sedangkan arti dari keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak-anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. Konseling keluarga pada dasarnya merupakan penerapan konseling pada situasi yang khusus. Konseling keluarga ini secara memfokuskan pada masalah-masalah berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga.

Menurut D. Stanton konseling keluarga dapat dikatakan sebagai konselor terutama konselor non keluarga, yaitu konseling keluarga sebagai sebuah modalitas yaitu klien adalah anggota dari suatu kelompok, yang dalam proses konseling melibatkan keluarga inti atau pasangan (Capuzzi,1991).

Konseling keluarga memandang keluarga secara keseluruhan bahwa anggota keluarga adalah bagian yang tidak mungkin dipisahkan dari anak (klien) baik dalam melihat permasalahannya maupun penyelesaiannya. Sebagai suatu system, permasalahan yang dialami seorang anggota keluarga akan efektif diatasi jika melibatkan anggota keluarga yang lain. Pada mulanya konseling keluarga terutama diarahkan untuk membantu anak agar dapat beradaptasi lebih baik untuk mempelajari lingkungannya melalui perbaikan lingkungan keluarganya (Brammer dan Shostrom,1982). Yang menjadi klien adalah orang yang memiliki masalah pertumbuhan di dalam keluarga. Sedangkan masalah yang dihadapi adalah menetapkan apa kebutuhan dia dan apa yang akan dikerjakan agar tetap survive di dalam sistem keluarganya. Pada masa lalu, menurut Moursund (1990), konseling keluarga terfokus pada salah satu atau dua hal, yaitu :

1) keluarga terfokus pada anak yang mengalami bantuan yang berat seperti gangguan perkembangan dan skizofrenia, yang menunjukan jelas-jelas mengalami gangguan; dan

2) keluarga yang salah satu atau kedua orang tua tidak memiliki kemampuan, menelantarkan anggota keluarganya, salah dalam member kelola anggota keluarga, dan biasanya memiliki sebagian masalah.

Anak di dalam suatu keluarga sering kali mengalami masalah dan berada dalam kondisi yang tidak berdaya di bawah tekanan dan kekuasaan orang tua. Permasalahan anak adakalanya diketahui oleh orang tua dan sering kali tidak diketahui orang tua. Permasalahan yang diketahui orang tua jika fungsi-fungsi psikososial dan pendidikannya terganggu orang tua akan mengantarkan anaknya ke konselor jika mereka memahami bahwa anaknya sedang mengalami gangguan yang berat. Karena itu konseling keluarga lebih banyak memberikan pelayanan terhadap keluarga dengan anak yang mengalami gangguan.

Hal kedua berhubungan dengan keadaan orang tua. Banyak dijumpai orang tua tidak berkemampuan dalam mengelola rumah tangganya, menelantarkan kehidupan rumah tangganya sehingga tidak terjadi kondisi yang berkesinambungan dan penuh konflik, atau memberi perlakuan secara salah (ubuse) pada anggota keluarga lain, dan sebagainya merupakan keluarga yang memiliki berbagai masalah. Jika mengerti dan berkeinginan untuk membangun kehidupan keluarga yanag lebih stabil, mereka membutuhkan konseling.

Perkembangan belakangan konseling keluarga tidak hanya menangani dua hal tersebut. Permasalahan lain yang juga ditangani karena anggota keluarga mengalami kondisi yang kurang harmonis di dalam keluarga akibat stressor perubahan-perubahan budaya, cara-cara baru dalam mengatur keluargannya, dan cara menghadapi dan mendidik anak-anak mereka.

Berdasarkan pengalaman dalam penanganan konseling keluarga, masalah yang dihadapi dan dikonsultasikan kepada konselor antara lain: keluarga dengan anak yang tidak patuh terhadap harapan orangtua, konflik antar anggota keluarga, perpisahan diantara anggota keluarga karena kerja di luar daerah dan anak yang mengalami kesulitan belajar atau sosialisasi. Berbagai permasalahan-permasalahan keluarga tersebut dapat diselesaikan melalui konseling keluarga.



C. Kendala Dalam Konseling Keluarga

Konseling keluarga menjadi efektif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut jika semua anggota keluarga bersedia untuk mengubah system keluarganya yang telah ada dengan cara-cara baru untuk membantu mengatasi anggota keluarga yang bermasalah. Sebagaimana di kemukakan di bagian awal, konseling keluarga dalam beberapa hal memiliki keuntungan.

Namun demikian konseling keluarga juga memiliki beberapa hambatan dalam pelaksanaannya, dan perlu dipertimbangkan oleh konselor jika bermaksud melakukannya. Hambatan yang dimaksud di antarannya:

1) Tidak semua anggota keluarga bersedia terlibat dalam proses konseling karena mereka menganggap tidak berkepentingan dengan usaha ini, atau karena alasan kesibukan, dan sebagainya; dan

2) Ada anggota keluarga yang merasa kasulitan untuk menyampaikan perasaan dan sikapnya secara terbuka dihadapan anggota keluarga lain, padahal konseling membutuhkan keterbukaan ini dan saling percayaan satu sama lain.


D. Pendekatan Konseling Keluarga

Untuk memahami mengapa suatu keluarga bermasalah dan bagaimana cara mengatasi masalah-masalah keluarga tersebut, berikut akan dideskripsikan secara singkat beberapa pendekatan konseling keluarga. Tiga pendekatan konseling keluarga yang akan diuraikan berikut ini, yaitu Pendekatan Sistem Keluarga, conjoint, dan struktural.

1) Pendekatan Sistem Keluarga

Murray Bowen merupakan peletek dasar konseling keluarga pendekatan sistem. Menurutnya anggota keluarga itu bermasalah jika keluarga itu tidak berfungsi (disfunctining family). Keadaan ini terjadi karena anggota keluarga tidak dapat membebaskan dirinya dari peran dan harapan yang mengatur dalam hubungan mereka. Menurut Bowen, dalam keluarga terdapat kekuatan yang dapat membuat anggota keluarga bersama-sama dan kekuatan itu dapat pula membuat anggota keluarga melawan yang mengarah pada individualitas. Sebagian anggota keluarga tidak dapat menghindari sistem keluarga yang emosional yaitu yang mengarahkan anggota keluarganya mengalami kesulitan (gangguan). Jika hendak menghindari dari keadaan yang tidak fungsional itu, dia harus memisahkan diri dari sistem keluarga. Dengan demikian dia harus membuat pilihan berdasarkan rasionalitasnya bukan emosionalnya.

2) Pendekatan Conjoint

Sedangkan menurut Sarti (1967) masalah yang dihadapi oleh anggota keluarga berhubungan dengan harga diri (self-esteem) dan komunikasi. Menurutnya, keluarga adalah fungsi penting bagi keperluan komunikasi dan kesehatan mental. Masalah terjadijika self-esteem yang dibentuk oleh keluarga itu sangat rendah dan komunikasi yang terjadi di keluarga itu juga tidak baik. Satir mengemukakan pandangannya ini berangkat dari asumsi bahwa anggota keluarga menjadi bermasalah jika tidak mampu melihat dan mendengarkan keseluruhan yang dikomunikasikan anggota keluarga yang lain.

3) Pendekatan Struktural

Minuchin (1974) beranggapan bahwa masalah keluarga sering terjadi karena struktur kaluarga dan pola transaksi yang dibangunn tidak tepat. Seringkali dalam membangun struktur dan transaksi ini batas-batas antara subsistem dari sistem keluarga itu tidak jelas.

Mengubah struktur dalam keluarga berarti menyusun kembali keutuhan dan menyembuhkan perpecahan antara dan seputar anggota keluarga. Oleh karena itu, jika dijumpai keluarga itu dengan memperbaiki transaksi dan pola hubungan yang baru yang lebih sesuai.

Berbagai pandangan para ahli tentang keluarga akan memperkaya pemahaman konselor untuk melihat masalah apa yang sedang terjadi, apakah soal struktur, pola komunikasi, atau batasan yang ada di keluarga, dan sebagainya. Berangkat dari analisis terhadap masalah yang dialami oleh keluarga itu konselor dapat menetapkan strategi yang tepat untuk mambantu keluarga.

E. Tahapan Konselor Keluarga

Tahapan konseling keluarga secara garis besar dikemukakan oleh Crane (1995:231-232) yang mencoba menyusun tahapan konseling keluarga untuk mengatasi anak berperilaku oposisi. Dalam mengatasi problem, Crane menggunakan pendekatan behavioral, yang disebutkan terhadap empat tahap secara berturut-turut sebagai berikut:

1) Orangtua membutuhkan untuk dididik dalam bentuk perilaku-perilaku alternatif. Hal ini dapat dilakukan dengan kombinasi tugas-tugas membaca dan sesi pengajaran.

2) Setelah orang tua membaca tentang prinsip dan atau telah dijelaskan materinya, konselor menunjukan kepada orang tua bagaimana cara mengajarkan kepada anak, sedangkan orang tua melihat bagaimana melakukannya sebagai ganti pembicaraan tentang bagaimana hal inidikerjakan.

3) Secara tipikal, orang tua akan membutuhkan contoh yang menunjukan bagaimana mengkonfrontasikan anak-anak yang beroposisi. Sangat penting menunjukan kepada orang tua yang kesulitan dalam memahami dan menetapkan cara yang tepat dalam memperlakukan anaknya.

4) Selanjutnya orang tua mencoba mengimplementasikan prinsip-prinsip yang telah mereka pelajari menggunakan situasi sessi terapi. Terapis selama ini dapat memberikan koreksi yang dibutuhkan. Setelah terapis memberi contoh kepada orang tua cara menangani anak secara tepat. Setelah mempelajari dalam situasi terapi, orang tua mencoba menerapkannya di rumah. Saat dicoba di rumah, konselor dapat melakukan kunjungan untuk mengamati kemajuan yang dicapai. Permasalahan dan pertanyaan yang dihadapi orang tua dapat ditanyakan pada saat ini. Jika masih diperlukan penjelasan lebih lanjut, terapis dapat memberikan contoh lanjutan di rumah dan observasi orang tua, selanjutnya orang tua mencoba sampai mereka merasa dapat menangani kesulitannya mengatasi persoalan sehubungan dengan masalah anaknya.

F. Peran Konselor

Peran konselor dalam membantu klien dalam konseling keluarga dan perkawinan dikemukakan oleh Satir (Cottone, 1992) di antaranya sebagai berikut:

1) Konselor berperan sebagai “facilitative a comfortable”, membantu klien melihat secara jelas dan objektif dirinya dan tindakan-tindakannya sendiri.

2) Konselor menggunakan perlakuan atau treatment melalui setting peran interaksi.

3) Berusaha menghilangkan pembelaan diri dan keluarga.

4) Membelajarkan klien untuk berbuat secara dewasa dan untuk bertanggung jawab dan malakukan self-control.

5) Konselor menjadi penengah dari pertentangan atau kesenjangan komunikasi dan menginterpretasi pesan-pesan yang disampaikan klien atau anggota keluarga.

6) Konselor menolak perbuatan penilaian dan pembantu menjadi congruence dalam respon-respon anggota keluarga.






BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konseling adalah suatu rangkaian proses terapi percakapan yang bersifat dinamis, kondusif, dan terarah yang melibatkan Konselor Profesional dengan Kliennya

Konseling keluarga pada dasarnya merupakan penerapan konseling pada situasi yang khusus. Konseling keluarga ini secara memfokuskan pada masalah-masalah berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga.

Untuk memahami mengapa suatu keluarga bermasalah dan bagaimana cara mengatasi masalah-masalah keluarga tersebut, ada Tiga pendekatan konseling keluarga, yaitu Pendekatan Sistem Keluarga, conjoint, dan structural

Hambatan dalam melakukan konseling keluarga, yaitu : Tidak semua anggota keluarga bersedia terlibat dalam proses konseling dan Ada anggota keluarga yang merasa kasulitan untuk menyampaikan perasaan dan sikapnya secara terbuka dihadapan anggota keluarga lain.


B. Saran

Sebagai bidan yang nantinya akan menjadi konselor dalam masyarakat maka untuk menjadi konselor keluarga yang baik sebaiknya banyak membaca atau memperhatikan masalah-masalah yang ada di sekitar kita untuk dijadikan pengalaman yang edukatif.

Untuk menjadi konselor yang dipercaya oleh masyarakat maka kehidupan keluarga kita yang terlebih dahulu dibenahi agar dapat dijadikan contoh oleh masyarakat.








DAFTAR PUSTAKA

Anonym manfaat dan keuntungan konseling http://bidanshop.blogspot.com /2010/01/mengenal-konseling.html (diakses 25 Januari 2011)


Anonym defenisi konseling http://webkonseling.blogspot.com/2008/11/manfaat-dan-keuntungan-konseling.html (diakses 25 Januari 2011)

Love In Friendster

Love In Friendster
2008 yang lalu saya mulai kenal yang namanya pertemanan melalui jaringan sosial, berawal dari tertarik mendengar cerita2 teman kampus (akademi kebidanan makassar), cerita sepupu2ku (anak hati mulya), bahkan kalau punya kenalan baru ditanyain punya friendster gak?? Rasanya dunia ini lagi demam frienster.
Sayapun mulai belajar membuat friendter dan ternyata betul kata mereka Fs ini membuat orang ketagihan, berhubung waktu itu saya belum punya modem maka warnet jadi tempat nongkrong favoritku, pengen cepat2 pulang kampus truz ke warnet dan kewarnet every time, tidak tanggung2 kadang2 samapai jam 11 malam berkedok cari tugas, hehe.
Semakin lama saya bermain Fs semakin menyenangkan rasanya, apalagi saat bertemu dengan teman2 SD, SMP, SMA bahkan sodara2 yang jauh, kita dapat menjalin tali silaturahim yang sempat terputus, saling tau kabar dan perubahan2 yang terjadi pada mereka, selain itu juga punya banyak teman baru dari berbagai wilayah smapai ke luar negeri.
saya mulai ikut bergabung di grup sekolahku, berteman dengan beberapa senior yang dulunya kami tudak saling kenal dan makin akrab dengan teman-teman yang dulunya biasa2 saja. Ini semua karena Friendster dan Yahoo Masenger dunia jadi sesrasa sempit dan kita dapat berkomunikasi dengan siapapun.
Selama main Fs saya punya banyak kenalan baru sekaligus beberapa diantara mereka yang naksir sama saya (hihi jadi malu), ada yang semapat ketemuan alias copy darat, ada yang sempat telepon2an, smsan, tapi yah hanya sampai segitu saja, setelah ketemu ternyata yang di harapkan tak seindah yang dibayangkan, hehe… jadi kapok ketemuan.
Pada tanggal 24 September 2008, tepatnya setelah isya saya dan sepupu saya (noe dan anti) lagi2 ke warnet untuk cari tugas tapi lamaan FSnya sih. Disitulah saya kenalan sama cowok yang biasa2 saja, tenyata dia seniorku saat SMA yang saya tidak kenal sebelumnya, karena berasal dari satu almamater yang sama tentunya banyak topick pembicaraan yang dapat kami bahas, apalagi semakin lama saya diskusi tentang sekolah ternyata semakin asyik, soalnya dia kenal sama orang2 yang dekat dengan saya saat SMA dulu. Namun nostalgia sekaligus perkenalan itu harus segera berakhir karena sepupuku (Noe) tiba2 datang dengan muka kecutnya, pengen buru2 pulang akibat sakit perut, Menyebalkan. Saya segera mengakhiri percakapan dengan tukar no HP.
Berawal dari malam itu dan beberapa hari kemudian saya ketemuan di salah satu pusat perbelanjaan di Makassar (MTC), itu merupakan pertemuan yang pertama namun memberi banyak kesan hingga kamipun pacaran sampai sekarang.

Dari pengalaman tersebut saya bisa bilang “Jadi kata siapa pacaran lewat dunia maya itu tidak asyik???“